Kamis, 26 Mei 2016
Onward: Bagaimana Starbucks Bertahan Hidup dan Bangkit Kembali Tanpa Kehilangan Jiwanya
Onward: Bagaimana Starbucks Bertahan Hidup dan Bangkit Kembali Tanpa Kehilangan Jiwanya
Penulis: Joanne Gordon, Howard Schultz
Penerbit Gramedia
Dimensi 23 x 15 cm
Terbit: Tahun 2012
Harga: Rp 90.000
Pada 26 Februari 2008, para pelanggan di 7.100 gerai Starbucks di Amerika Serikat diminta meninggalkan gerai. Tiga jam berikutnya, semua barista di setiap gerai dilatih kembali seni membuat espresso yang sempurna. Peristiwa ini belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi hal ini menunjukkan betapa gawat situasi yang dialami oleh perusahaan yang tidak pernah melakukan kesalahan.
Selama lebih dari tiga dekade, Starbucks memiliki sejarah sebagai tempat yang disebut-sebut sangat menyenangkan untuk bekerja, sebagai perusahaan yang memanggang biji kopi kualitas terbaik yang diperoleh secara etis dan menyajikan minuman untuk jutaan pelanggan yang mendatangi gerai Starbucks demi secangkir kopi dan bersosialisasi. Tapi pada tahun 2008, setelah bertahun-tahun berfokus pada ekspansi yang amat cepat, nilai-nilai yang menjadikan Starbucks sukses berada di ujung tanduk. Penjualan merosot tajam. Harga saham Starbucks jatuh. Kelangsungan perusahaan pun berada dalam bahaya.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul, mantan chief executive officer Howard Schultz, yang sudah hampir delapan tahun melepaskan jabatannya setelah mengembangkan Starbucks dari 11 menjadi ribuan gerai, melakukan sesuatu yang tak terduga: Ia kembali sebagai CEO untuk menangani Starbucks. Tujuannya tidak hanya menstabilkan perusahaan, tetapi juga mentransformasikannya dengan berfokus pada nilai-nilai inti dan menyalakan kembali inovasi yang dibutuhkan untuk bertahan dalam pasar yang berubah pesat, sembari menepis kritik tajam dan bersaing dengan para pesaing besar.
Schultz datang kembali dengan gairah dan sebuah rencana, dan dalam jangka waktu dua tahunwalaupun menghadapi masalah internal yang menyesakkan dan perekonomian yang memburukStarbucks secara mengejutkan kembali menjadi perusahaan yang keuntungannya terus bertumbuh.
The World Until Yesterday (Dunia Hingga Kemarin)
Judul : The World Until Yesterday (Dunia Hingga Kemarin)
Pengarang: Jared Diamond
ISBN : 9789799108753
Ukuran : 230 x 150 mm
Halaman : 614 halaman
Harga: Rp 110.000
Dunia modern yang kita alami sekarang baru berlangsung sebentar dalam sejarah manusia. Sebelumnya, selama jutaan tahun, manusia hidup dalam “dunia kemarin” yang kini masih tersisa di masyarakat-masyarakat tradisional. Setelah membahas bangkitnya peradaban dalam Guns, Germs & Steel, lalu runtuhnya peradaban dalam Collapse, Jared Diamond mengajak kita menjelajahi kehidupan masyarakat masa lalu dan tradisional guna mencari pelajaran untuk masa depan. Contoh-contoh yang ditampilkan antara lain masyarakat !Kung Afrika, Indian Amerika, Aborigin Australia, serta berbagai suku Papua yang diakrabi Jared Diamond dalam penelitian lapangannya selama puluhan tahun di sana.
Masyarakat tradisional dan cara hidupnya merupakan ribuan percobaan alami yang dilakukan untuk menjawab berbagai permasalahan manusia. Meski masyarakat modern punya keunggulan seperti harapan hidup lebih panjang dan berkurangnya kekerasan, hasil percobaan-percobaan alami itu bisa menawarkan cara lebih baik untuk membesarkan anak, berpikir jernih tentang bahaya, menghindari penyakit modern, dan lain-lain.
The World until Yesterday memberikan gambaran mengenai seperti apa masyarakat manusia sebelum kita semua memasuki zaman modern, masa lalu yang nyaris hilang namun masih terasa bahkan dalam peradaban masa kini. Perbedaan antara dunia hari ini dan dunia kemarin membuat kita lebih menghargai peradaban modern, sekaligus menunjukkan lagi cara-cara bijak yang ditemukan masyarakat tradisional namun telah kita lupakan.
Selasa, 24 November 2015
Mohammad Hatta: Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1926-1977)
Mohammad Hatta: Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1926-1977)
Penulis: Mohammad Hatta
Pengantar: Daniel Dhakidae
Penerbit Kompas
Jumlah Halaman: 494
Harga: Rp 99.000
Pemesanan:
- BBM: 5B0F5AB2
- email: bukumangir@gmail.com
- Fans Page: Kedai Buku Mangir
- Tokopedia: Mangir
Untuk Negeriku (Hatta)
Judul: Untuk Negeriku (tiga Jilid Lengkap)
No. ISBN 9789797095406
Penulis: Mohammad Hatta
Penerbit: Kompas
Tanggal terbit: Februari - 2011
Jumlah Halaman: 808
Harga: Rp 120.000
Pemesanan:
- BBM: 5B0F5AB2
- email: bukumangir@gmail.com
- Fans Page: Kedai Buku Mangir
- Tokopedia: Mangir
Menurut Bung Hatta, ada dua pencapaian yang paling berarti sepanjang hidupnya. Pertama, saat ia menjadi salah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Kedua, saat mewakili bangsa Indonesia menerima penyerahan kedaulatan Indonesia di Belanda pada 27 Desember 1949.
Inilah buku kisah perjalanan hidup dan perjuangan Pahlawan Proklamator Kemerdekaan Mohammad Hatta, sejak masa kanak-kanak hingga ke periode puncak kematangan pemikiran dan kegiatan politiknya.
Dibagi dalam tiga jilid:
Jilid I berisi cerita tentang keluarga dan masa kecil Bung Hatta sampai ia menuntaskan studi di Handelshogeschool (Sekolah Tinggi Dagang) di Rotterdam, 1930. Jilid II berisi kisah perjuangan Bung Hatta di Tanah Air sampai ia ditangkap dan dibuang ke Digul dan Banda, hingga 1942. Buku Jilid III berisi catatan tentang peran Bung Hatta dalam persiapan kemerdekaan Indonesia dan kisah perjuangan diplomatiknya, yang berpuncak di Konferensi Meja Bundar, akhir 1949.
Buku yang ditulis sendiri oleh Bung Hatta menjelang wafatnya pada 1980. Isinya amat layak dikaji kembali sekarang ini, masa di mana kian banyak orang meragukan kompatibilitas antara nasionalisme dan globalisasi yang terus bergulir kian cepat.
Kolonialisme dan Etnisitas
Judul : Kolonialisme dan Etnisitas
Pengarang : Daniel Perret
ISBN : 9789799102386
KPG : 95004100332
Ukuran : 240 x 160 mm
Halaman : 448 halaman
Harga: Rp 80.000
Pemesanan:
- BBM: 5B0F5AB2
- email: bukumangir@gmail.com
- Fans Page: Kedai Buku Mangir
- Tokopedia: Mangir
SUMATRA TIMUR LAUT merupakan kawasan yang sangat menarik untuk meninjau sejarah etnisitas di Nusantara. Dari dulu para pengembara, kemudian para ilmuwan, beranggapan bahwa Sumatra Timur Laut didiami dua masyarakat utama yang dikatakan terpisah: masyarakat Melayu yang hidup di tepi laut, beragama Islam, beradab, dan terbuka pada dunia luar; dan masyarakat Batak di pedalaman yang hidup secara tertutup dengan kepercayaan sendiri sebelum memeluk agama Kristen. Sepertinya yang menentukan kehidupan sosial sejak ratusan tahun lalu adalah etnisitas.
Buku ini menyajikan tafsiran yang lain tentang sejarah Sumatra Timur Laut sampai Perang Dunia II. Walaupun sumber-sumber sejarah prakolonial mengenai kawasan itu tidak banyak, telah ditunjukkan bahwa sebenarnya masyarakat di pedalaman dan masyarakat di tepi laut bukan dua satuan etnis yang bertentangan. Sebaliknyakeduanya adalah golongan-golongan sosial yang bergantung satu sama lain, sejak setidaknya akhir milenium pertama Masehi hingga akhir abad ke-19.
Pemisahan antara masyarakat pantai dan pedalaman baru timbul setelah kedatangan penjajah bersama suatu gelombang migrasi yang luar biasa besar mulai akhir abad ke-19 secara bertahap, yang menyebabkan kesenjangan sosial dan ekonomi. Sesudah tiga dekade yang diwarnai aksi sejumlah gerakan berdasarkan nativisme dan mesianisme, maka baru pada akhir 1910-an etnisitas mekar dengan nyata.
Langganan:
Postingan (Atom)