Selasa, 24 November 2015

Mohammad Hatta: Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1926-1977)


Mohammad Hatta: Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1926-1977)
Penulis: Mohammad Hatta
Pengantar: Daniel Dhakidae
Penerbit Kompas
Jumlah Halaman: 494

Harga: Rp 99.000

Pemesanan:

- BBM: 5B0F5AB2
- email: bukumangir@gmail.com
- Fans Page: Kedai Buku Mangir
- Tokopedia
:
Mangir

Untuk Negeriku (Hatta)


Judul: Untuk Negeriku (tiga Jilid Lengkap) 
No. ISBN  9789797095406
Penulis: Mohammad Hatta
Penerbit: Kompas
Tanggal terbit: Februari - 2011
Jumlah Halaman: 808

Harga: Rp 120.000

Pemesanan:
- BBM: 5B0F5AB2
- email: bukumangir@gmail.com
- Fans Page: Kedai Buku Mangir
- Tokopedia: Mangir


Menurut Bung Hatta, ada dua pencapaian yang paling berarti sepanjang hidupnya. Pertama, saat ia menjadi salah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Kedua, saat mewakili bangsa Indonesia menerima penyerahan kedaulatan Indonesia di Belanda pada 27 Desember 1949.

Inilah buku kisah perjalanan hidup dan perjuangan Pahlawan Proklamator Kemerdekaan Mohammad Hatta, sejak masa kanak-kanak hingga ke periode puncak kematangan pemikiran dan kegiatan politiknya.

Dibagi dalam tiga jilid:

Jilid I berisi cerita tentang keluarga dan masa kecil Bung Hatta sampai ia menuntaskan studi di Handelshogeschool (Sekolah Tinggi Dagang) di Rotterdam, 1930. Jilid II berisi kisah perjuangan Bung Hatta di Tanah Air sampai ia ditangkap dan dibuang ke Digul dan Banda, hingga 1942. Buku Jilid III berisi catatan tentang peran Bung Hatta dalam persiapan kemerdekaan Indonesia dan kisah perjuangan diplomatiknya, yang berpuncak di Konferensi Meja Bundar, akhir 1949.

Buku yang ditulis sendiri oleh Bung Hatta menjelang wafatnya pada 1980. Isinya amat layak dikaji kembali sekarang ini, masa di mana kian banyak orang meragukan kompatibilitas antara nasionalisme dan globalisasi yang terus bergulir kian cepat.

Kolonialisme dan Etnisitas


Judul : Kolonialisme dan Etnisitas
Pengarang : Daniel Perret
ISBN : 9789799102386
KPG : 95004100332
Ukuran : 240 x 160 mm
Halaman : 448 halaman

Harga: Rp 80.000

Pemesanan:
- BBM: 5B0F5AB2
- email: bukumangir@gmail.com
- Fans Page: Kedai Buku Mangir
- Tokopedia: Mangir


SUMATRA TIMUR LAUT merupakan kawasan yang sangat menarik untuk meninjau sejarah etnisitas di Nusantara. Dari dulu para pengembara, kemudian para ilmuwan, beranggapan bahwa Sumatra Timur Laut didiami dua masyarakat utama yang dikatakan terpisah: masyarakat Melayu yang hidup di tepi laut, beragama Islam, beradab, dan terbuka pada dunia luar; dan masyarakat Batak di pedalaman yang hidup secara tertutup dengan kepercayaan sendiri sebelum memeluk agama Kristen. Sepertinya yang menentukan kehidupan sosial sejak ratusan tahun lalu adalah etnisitas.

Buku ini menyajikan tafsiran yang lain tentang sejarah Sumatra Timur Laut sampai Perang Dunia II. Walaupun sumber-sumber sejarah prakolonial mengenai kawasan itu tidak banyak, telah ditunjukkan bahwa sebenarnya masyarakat di pedalaman dan masyarakat di tepi laut bukan dua satuan etnis yang bertentangan. Sebaliknyakeduanya adalah golongan-golongan sosial yang bergantung satu sama lain, sejak setidaknya akhir milenium pertama Masehi hingga akhir abad ke-19.

Pemisahan antara masyarakat pantai dan pedalaman baru timbul setelah kedatangan penjajah bersama suatu gelombang migrasi yang luar biasa besar mulai akhir abad ke-19 secara bertahap, yang menyebabkan kesenjangan sosial dan ekonomi. Sesudah tiga dekade yang diwarnai aksi sejumlah gerakan berdasarkan nativisme dan mesianisme, maka baru pada akhir 1910-an etnisitas mekar dengan nyata.

Senin, 23 November 2015

Lekra Tak Membakar Buku: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakjat 1950-1965

Lekra Tak Membakar Buku: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakjat 1950-1965
Penulis: Muhidin M Dahlan | Rhoma Dwi Aria Yuliantri
Penerbit: Merakesumba
Tebal: 584 hlm
Ukuran: 15 x 24 cm (hardcover)
ISBN: 978-979-18475-0-6
(HARDCOVER-LIMITED EDITION)

Harga: Rp 250.000

Pemesanan:
- BBM: 5B0F5AB2
- email: bukumangir@gmail.com
- Fans Page: Kedai Buku Mangir
- Tokopedia: Mangir


Kategori: TERLARANG KEJAKSAAN AGUNG RI 2009

Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra adalah nisan kebudayaan yang disenyapkan eksistensinya selama puluhan tahun lamanya. Aktivitas mereka yang bergemuruh dalam periode 1950-1965 seakan hilang tanpa jejak. Yang ada hanyalah deret ukur dosa politik kebudayaan mereka dalam menegakkan prinsip-prinsip yang mereka yakini sebagai kebenaran.

Buku ini merupakan buku putih yang menjelaskan apa adanya kerja-kerja kreatif yang dihasilkan oleh para pekerja kebudayaan Lekra dengan seluruh aliansi ideologisnya, termasuk dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Buku ini mencakup liputan menyeluruh yang diriset dari sekira 15 ribu artikel (ketoprak, wayang, ludruk, reog), seni tari, seni rupa, musik, film, sastra, buku, dan sikap-sikap kebudayaan secara umum.

Sekaligus buku ini menjadi referensi bahwa Lekra tak hanya mengurus pelemik tak berkesudahan dengan pengusung Manifes Kebudayaan dan melupakan aspek kerja yang lebih luas yang dilakukan para eksponen budaya di Lekra.

Bahwa Lekra tak hanya diisi orang-orang yang haus kuasa, algojo-algojo haus darah, tukang keroyok, pembikin onar panggung kebudayaan, tapi cendekiawan-cendekiawan organik Lekra mampu memberi warna dan sumbangsih yang luar biasa bagi kelanjutan kebudayaan Indonesia yang selama puluhan tahun direndam kekuasaan pasca Soekarno.

Karya-karya Lengkap Tirto Adhi Soerjo

Karya-karya Lengkap Tirto Adhi Soerjo

Penyusun: Muhidin M Dahlan, Iswara N Raditya
Edisi: Desember 2008
Penerbit: IBOEKOE
Tebal: 1060 hlm
Ukuran: 15 x 24 cm
ISBN: 978-979-15093-9-8
ORI – Hardcover – LIMITED EDITION

Harga: Rp 400.000

Pemesanan:
- BBM: 5B0F5AB2
- email: bukumangir@gmail.com
- Fans Page: Kedai Buku Mangir
- Tokopedia: Mangir

Tirto Adhi Soerjo, bapak dari bapak bangsa Indonesia, sang dinamo pergerakan nasional, perintis penyadaran bangsa.Ironisnya, kiprah penting dan menentukan Tirto itu nyaris tanpa riuh, hanya lamat-lamat terdengar. Dan sejauh ini, Pramoedya Ananta Toer adalah satu-satunya orang yang dengan serius mengulas sosok seorang Tirto Adhi Soerjo.

Berpengharapan melanjutkan tradisi Pram, buku ini mencoba menggali lebih dalam tentang Sang Pemula itu; lebih khusus menggelar karya-karya yang pernah ditulis Tirto Adhi Soerjo, dinukil langsung dari suratkabarnya: Pembrita Betawi, Soenda Berita, Medan Prijaji, Soeloeh Keadilan, serta Potri Hindia.

Kurun edar koran-koran yang memuat seabrek tulisan Tirto Adhi Soerjo ini—setelah melalui proses pengetikan ulang dengan penyesesuaian ejaan demi memudahkan pembaca dan dituangkan kembali dalam bentuk buku ini—berkisar antara tahun 1902 – 1909.